BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi sebagian masyarakat,
khitan bagi anak laki-laki adalah sebuah perkara yang sangat wajar, namun tidak
demikian dengan khitan wanita, mengenai hal ini terdapat perbedaan pendapat
mengenai hukumnya, ada yang berpendapat bahwa khitan bagi wanita hukumnya disyariatkan,
bahkan ada yang mengatakan bahwa hukumnya adalah wajib. Dan ada pula pendapat
yang menyatakan bahwa khitan wanita bukanlah wajib dan sunnah, akan tetapi
merupakan kemuliaan bagi wanita, namun setelah ditelusuri ternyata hadis
tersebut berasal dari jalur Ahmad yang diriwayatkan oleh Usamah. Dalam hadis
tersebut terdapat salah satu rawi yang bernama Hajjaj bin Arthah yang mana
banyak ulama hadis membicarakan mengenai dirinya.
Berdasarkan hal
itu, maka saya kira akan sangat penting untuk dilakukan penelitian
kritik sanad dari hadis mengenai khitan wanita. Sehingga kita dapat mengetahui apakah hadis tersebut layak digunakan ataukah
tidak.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang
di atas mendorong penulis merumuskan beberapa masalah dalam makalah ini, sebagaimana
berikut:
- Bagaimanakah kualitas hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dilihat dari segi ketersambungan sanad, keadilan dan kedhabitan perawi?
- Adakah jalur lain yang dapat dijadikan muttabi’ dan syawahid untuk hadis riwayat Ahmad?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk Mengetahui kualitas hadis riwayat Ahmad tentang
khitan wanita dari segi ketersambungan sanad, keadilan dan kedhabitan perawi.
BAB II
A.
Takhrij Hadits
Hadis yang dijadikan dalil
khitan merupakan kemuliaan bagi wanita adalah hadis yang diriwayatkan oleh
Ahmad dari Usamah sebagaimana berikut:
حَدَّثَنَا
سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا عَبَّادٌ يَعْنِي ابْنَ الْعَوَّامِ عَنِ الْحَجَّاجِ عَنْ
أَبِي الْمَلِيحِ بْنِ أُسَامَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْخِتَانُ سُنَّةٌ لِلرِّجَالِ مَكْرُمَةٌ لِلنِّسَاءِ
)أحمد(
“Bahwasanya Nabi saw bersabda: Khitan itu
sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.” (HR. Ahmad).
Setelah dilakukan
penelitian maka terlihat jelas bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab musnad
Ahmad, dalam kitab tersebut banyak keterangan yang menyatakan bahwa terdapat
seorang perawi bernama Hajjaj bin Arthah, yang dilemahkan ulama hadits. Di
antaranya Yahya bin Muin berkata: Ia tidak kuat (hafalannya) Imam Dzar Quthni mengatakan:
(haditsnya) tidak dapat dijadikan hujjah bahkan terdapat beberapa ulama hadits
yang menyatakan bahwa Hajjaj bin Arthah adalah seorang yang mudallis. Dan hadis Ahmad
tersebut mempunyai muttabi’ dari jalur Usamah yang terdapat dalam kitab Sunanul
Kubra lil Baihaqi.
B.
Biografi dan Kualitas Perawi
1.
Ahmad bin Hanbal
Nama lengkap
Ahmad bin al Hasan bin Jundaib at Tirmidzi, Abu al Hasan (Ahmad bin Hanbal, Rihal; ujung Syam, Mesir, Iraq dan
Hijaz).
Thabaqah ke 11:
beliau termasuk أوساط الآخذين عن تبع الأتباع (wafat 250 H).
Guru dan
muridnya di bidang periwayatan:
Guru beliau di antaranya Ahmad bin Muhammad bin Hambal, Adam bin Abi
Iyas al Asqalani dan Suraij, sedangkan muridnya di antaranya Bukhari,
Tirmidzi dan Ibrahim bin Abi Thalib an Naisaburi.
Pernyataan para
kritikus hadis tentang dirinya:
1)
Ibn Hajar: tsiqah hafidz
2)
Adz Dzahabi: al hafidz
3)
Abu Hatim: Shaduq
2. Suraij
Nama lengkap Ahmad bin
Shobah an Nahsyali, Abu Ja’far bin Abi Suraij ar Razi al Muqarri’, ada yang
mengatakan Ahmad bin Umar bin Abi Suraij: as Shabah, Maula Khuzaimah.
Thabaqah ke 10: beliau termasuk كبارالآخذين عن
تبع الأتباع (wafat 240 H).
Guru dan
muridnya di bidang periwayatan:
Guru beliau di antaranya
Isma’il bin ‘Aliyah, Syababah bin Siwar dan Abbad bin ‘Awwam, sedangkan
muridnya di antaranya Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Nasa’i.
Pernyataan para
kritikus hadis tentang dirinya:
1)
Ibn Hajar: tsiqah hafidz
2)
Adz Dzahabi: lam yadzkurha
3)
Abu Hatim: shaduq
4)
Nasa’i: tsiqah
3. ‘Abbad bin ‘Awwam
Nama lengkap ‘Abbad bin
‘Awwam bin Umar bin Abdillah bin Mundzir bin Mus’ab bin Jandal al Kalabi
maulahum, Abu Sahl al Washiti, maula Aslam bin Zar’ah al Kalabi.
Thabaqah ke 8: beliau termasuk من الوسطى من
أتباع التابعين (wafat
185 H).
Guru dan
muridnya di bidang periwayatan:
Guru beliau di antaranya
Ibrahim bin Muslim al Hijri, Isma’il bin Abi Khalid dan Hajjaj bin
Arthah, sedangkan muridnya di antaranya Ibrahim bin Ziyad Sablan, Ibrahim bin
Abdullah bin Hatim al Harwi dan Suraij.
Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:
1) Ibn Hajar: tsiqah
2) Adz Dzahabi: lam
yadzkurha
3) Yahya bin
Mu’in: tsiqah
4) Ibn Kharsy: shaduq
5) Al Hafidz
berkata dalam Tahdzib at Tahdzib: Ibn Sa’ad: tsiqah
4. Hajjaj bin Arthah
Nama lengkap Hajjaj bin
Arthah bin Tsaur bin Hubairah bin Syarahil bin Ka’ab bin Salman bin ‘Amir bin
Haritsah bin Sa’ad bin Malik an Nakha’i Abu Arthah al Kufi al Qadhi.
Thabaqah ke 7: beliau termasuk من كبار أتباع
التابعين (wafat 145 H).
Guru dan
muridnya di bidang periwayatan:
Guru beliau di antaranya
Tsabit bin ‘Ubaid, Jablah bin Sahim dan Abul Malih bin ‘Usamah,
sedangkan muridnya di antaranya Isma’il bin ‘Iyas, Abul A’la’ Ayyub bin Maskin
al Qasshab dan Abbad bin ‘Awwam.
Pernyataan para
kritikus hadis tentang dirinya:
1) Ibn Hajar: shaduq
katsirul khatta’, tadhlis, ahadul fuqaha’
2) Adz Dzahabi: ahadul
a’lam, ‘ala layyin fihi
3) Yahya bin
Mu’in: shaduq, laisa bil qawi, yudallis
4) Abu Zar’ah: shaduq,
mudallis
5) Abu Hatim: shaduq,
yudallis ‘anid dhu’afaa’ yaktubu haditsahu
6) Dzar Quthni: la
yuhtajju bihi
7) Nasa’i: laisa
bil qawi
8) Abdurrahman
bin Yusuf bin Kharasy: mudallis
9) As Saji: mudallis,
shaduq sa’il hifdz, laisa bihujjatin fil furu’ wal ahkam
10) Abu Ahmad al Hakim: laisa
bil qawi ‘indahum
11) Al Bazzar: hafidz, mudallis
12) Al Hakim: la yuhtajju bihi
13) Isma’il al Qadhi: mudhtaribul
hadits likatsrati tadliisihi
5. Abul Malih bin ‘Usamah
Nama lengkap Abul Malih
bin Usamah al Hadzli, ada yang mengatakan namanya adalah Amir, ada yang
mengatakan Zaid bin ‘Usamah bin ‘Umair, ada yang mengatakan Ibn ‘Usamah bin
Amir bin ‘Umair al Bashri.
Thabaqah ke 3: beliau
termasuk من الوسطى من التابعين (wafat 98 H ada yang mengatakan 108 H dan ada yang
mengatakan setelahnya).
Guru dan muridnya di
bidang periwayatan:
Guru beliau di antaranya
Usamah al Hadzli (ayahnya), Anas bin Malik dan Buraidah bin Hushaib al Aslami,
sedangkan muridnya di antaranya Ayyub as Sakhtayani, Tsabit bin Ammarah dan
Hajjaj bin Arthah.
Pernyataan para
kritikus hadis tentang dirinya:
1) Ibn Hajar: tsiqah
2) Adz Dzahabi: tsiqah
3) Muhammad bin
Sa’ad: tsiqah
6. Usamah
Nama lengkap
Usamah bin Akhdari at Tamimi, kemudian as Syakri (tinggal di Bashrah).
Thabaqah ke 1: beliau termasuk kategori
shahabat.
Guru dan
muridnya di bidang periwayatan:
Guru beliau adalah
Rasulullah saw, sedangkan muridnya adalah Basyir bin Maimun as Syaqri.
Pernyataan para
kritikus hadis tentang dirinya:
1) Ibn Hajar:
beliau termasuk kategori shahabat
2) Adz Dzahabi: beliau
termasuk kategori shahih
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ahmad Lutfi
Fathullah M.A, Fiqh khitan perempuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar